Pertanyaan tersebut sangat sering ditanyakan kepada saya baik di tempat praktik maupun saat bertugas di rumah sakit. Terus terang saya sering kebingungan bagaimana memberi jawaban dan tips yang benar-benar lengkap di saat saya tidak punya banyak waktu karena saya harus melayani begitu banyak pasien yang lain.

Masalah susah hamil ini bukanlah masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan gampang. Saya harus memberikan banyak tips secara lengkap agar semuanya jelas. Bila waktunya singkat seperti di tempat praktik atau rumah sakit, saya kesulitan memberikan penjelasan yang lengkap.

Dari kendala inilah timbul ide saya untuk menulis sebuah buku yang mengupas tuntas tentang masalah ketidaksuburan ini. Dengan merangkum semua informasi dan tips dalam satu buku, pasien-pasien saya bisa lebih mengerti apa-apa saja yang sebaiknya dilakukan agar bisa segera hamil. Walaupun kesibukan saya cukup padat, saya mulai menyempatkan diri untuk menulis buku ini di awal tahun 2011.

Pada bulan Agustus 2011, buku Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil ini resmi diterbitkan oleh penerbitan online Digi Pustaka dan hingga saat ini sudah naik cetak sebanyak 10 kali. Sejak buku saya diterbitkan, saya telah menolong RIBUAN pasangan suami istri di seluruh Indonesia dan bahkan pasangan suami istri asal Indonesia yang bermukim di Australia, Malaysia, Singapura dan Hong Kong.

Syukur alhamdulillah sudah banyak sekali Ibu yang berhasil hamil setelah membaca dan mengikuti semua petunjuk dari buku saya. Beberapa ibu bahkan berkenan untuk berbagi kisah sukses hamilnya di sini. Saya sangat bersyukur atas keberhasilan mereka dan berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada saya.

cara cepat hamil

Cara Cepat Hamil

Senin, 09 September 2013

Apa Saja Penyebab Ereksi Loyo?



Ketidakmampuan ereksi atau biasa disebut disfungsi ereksi (DE) bukan cuma disebabkan karena tidak adanya libido saja. Gangguan penyakit sampai masalah psikologis dengan pasangan bisa membuat penis menjadi tak bertenaga.

Seseorang disebut menderita DE jika ia tidak mampu melakukan ereksi selama lebih kurang tiga bulan. "Ketidakmampuan ini berjalan terus-menerus, bukan selang-seling terkadang bisa terkadang tidak. Kondisi itu juga tetap berlangsung meski dengan partner yang berbeda," papar Dr Ponco Birowo, dokter spesialis urologi dari RS Asri Jakarta.

Ponco menjelaskan, secara umum ada dua penyebab utama disfungsi ereksi, yakni faktor psikogenik dan organik.

Faktor psikogenik adalah semua hal yang berkaitan kondisi kejiwaan. "Penyebabnya bisa karena komunikasi yang kurang baik dengan pasangan. Penyebab lain adalah merasa tidak berdaya karena tidak mampu membuat pasangan orgasme," katanya.

Rasa rendah diri karena tidak berhasil menuntun pasangan mencapai orgasme ternyata bisa membuat seorang pria merasa stres, depresi, merasa bersalah, sampai takut akan keintiman.

Sementara itu, yang dimaksud dengan penyebab organik adalah gangguan penyakit. "Hampir dua pertiga disfungsi ereksi disebabkan karena faktor ini," katanya.

Selain diabetes yang tidak terkontrol, penyakit yang bisa menyebabkan impotensi adalah kolesterol tinggi, hipertensi, atau memiliki riwayat kecanduan. Penyakit-penyakit tersebut dapat merusak saraf dan pembuluh darah sehingga aliran darah ke organ penis yang diperlukan untuk terjadinya ereksi menjadi terhambat.

Ponco menambahkan, ada beberapa gejala yang menyertai penyebab organik, yakni hilangnya minat pada aktivitas sosial, ukuran testis yang mengecil, serta penurunan pada penanda seksual sekunder, misalnya melemahnya kekuatan otot.

Mengenali penyebab-penyebab disfungsi ereksi bisa membantu memilih terapi pengobatan yang paling tepat.

Pengobatan DE sendiri terdiri dari tiga lini, yang pertama adalah mengobati penyebabnya yang diikuti dengan melakukan perubahan gaya hidup dan mengonsumsi obat. Misalnya dengan obat golongan PDE-5 inhibitor.

Jika pengobatan lini pertama tidak berhasil, pasien bisa melakukan terapi lini kedua berupa injeksi sildenafil ke badan penis serta injeksi sildenafil ke saluran kencing. "Tetapi, pengobatan ini mulai dibatasi karena minimnya penyerapan obat di uretra," kata Ponco.

Sementara itu, pengobatan di lini terakhir adalah operasi atau terapi hormon yang diikuti dengan terapi seks.

"Kunci keberhasilan pengobatan adalah menjaga pola hidup sehat, dengan asupan bernutrisi seimbang dan olahraga. Kecuali karena kondisi genetik, disfungsi ereksi bisa diperbaiki dengan pola hidup sehat. Pola yang sama juga harus dijalani usai menjalani pengobatan," ujarnya.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar