Pertanyaan tersebut sangat sering ditanyakan kepada saya baik di tempat praktik maupun saat bertugas di rumah sakit. Terus terang saya sering kebingungan bagaimana memberi jawaban dan tips yang benar-benar lengkap di saat saya tidak punya banyak waktu karena saya harus melayani begitu banyak pasien yang lain.

Masalah susah hamil ini bukanlah masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan gampang. Saya harus memberikan banyak tips secara lengkap agar semuanya jelas. Bila waktunya singkat seperti di tempat praktik atau rumah sakit, saya kesulitan memberikan penjelasan yang lengkap.

Dari kendala inilah timbul ide saya untuk menulis sebuah buku yang mengupas tuntas tentang masalah ketidaksuburan ini. Dengan merangkum semua informasi dan tips dalam satu buku, pasien-pasien saya bisa lebih mengerti apa-apa saja yang sebaiknya dilakukan agar bisa segera hamil. Walaupun kesibukan saya cukup padat, saya mulai menyempatkan diri untuk menulis buku ini di awal tahun 2011.

Pada bulan Agustus 2011, buku Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil ini resmi diterbitkan oleh penerbitan online Digi Pustaka dan hingga saat ini sudah naik cetak sebanyak 10 kali. Sejak buku saya diterbitkan, saya telah menolong RIBUAN pasangan suami istri di seluruh Indonesia dan bahkan pasangan suami istri asal Indonesia yang bermukim di Australia, Malaysia, Singapura dan Hong Kong.

Syukur alhamdulillah sudah banyak sekali Ibu yang berhasil hamil setelah membaca dan mengikuti semua petunjuk dari buku saya. Beberapa ibu bahkan berkenan untuk berbagi kisah sukses hamilnya di sini. Saya sangat bersyukur atas keberhasilan mereka dan berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada saya.

cara cepat hamil

Cara Cepat Hamil

Jumat, 31 Januari 2014

Basuki Tolak 150.000 Dollar AS, Lebih Baik Terima Bantuan Truk Sampah


Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi saat pemberian bantuan kepada korban banjir, di Waduk Pluit, Jakarta, Kamis (30/1/2014).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengimbau kepada perusahaan yang ingin membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memberikan bantuan dalam bentuk barang yang berguna. Basuki menolak penyaluran bantuan corporate social responsibility (CSR) dalam bentuk uang.

"Tadi saya baru saja ditawari bantuan 150.000 dollar Amerika dari Taiwan, tapi kita tidak terima. Kalau mau, uangnya diberikan dalam bentuk truk sampah dan tulis sumbangan dari Taiwan," kata Basuki di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Kamis (30/1/2014).

Basuki mengatakan, saat ini Pemprov DKI Jakarta kekurangan persediaan truk sampah. Hal itu menjadi kendala serius karena sampah pascabanjir melonjak tajam. DPRD DKI Jakarta juga menolak pengajuan anggaran untuk membeli sebanyak 200 truk sampah baru. Padahal, warga sering mengeluhkan sampah-sampah yang menumpuk karena terlambat diangkut.

Keterbatasan truk sampah itu juga menyebabkan kinerja Dinas Kebersihan DKI Jakarta menjadi tidak optimal. Sebagian truk sampah yang dimiliki telah berusia lebih dari 15 hingga 20 tahun sehingga tidak lagi layak dioperasikan. "Makanya, kami harap ke depannya, bagi (perusahaan) yang mau memberikan bantuan CSR, bentuknya truk atau bus saja. Sekalian bisa berkeliling dan promosi merek juga kan," kata Basuki.

Pada akhir tahun 2013, Pemprov DKI Jakarta telah menambah 92 truk sampah baru. Truk sampah itu dibeli melalui e-purchasing Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Tahun ini, semua pengadaan barang DKI akan didaftarkan melalui e-catalog dan membeli melalui e-purchasing. Selain alat berat dan truk sampah, semua kendaraan dinas, bus sedang, bus transjakarta, alat tulis, hingga kertas akan dibeli melalui e-purchasing.

Hari ini, Pemprov DKI Jakarta telah menerima bantuan CSR senilai Rp 730 juta dari PT Bank Mandiri (Persero) untuk diserahkan kepada para korban banjir yang tersebar di wilayah Ibu Kota. Bantuan tersebut berupa 53 alat penjernih air dan 2.000 paket bahan pokok, obat-obatan, dan selimut.

Melalui bantuan tersebut, Basuki berharap perusahaan lain semakin tergerak untuk ikut membantu korban banjir dan berpartisipasi membangun Jakarta. Bantuan alat penjernih air tersebut merupakan produksi lokal dan tidak memerlukan listrik dalam prosesnya. Selain untuk tanggap darurat, alat itu juga akan digunakan oleh masyarakat di wilayah-wilayah yang masih mengalami kesulitan air bersih. Alat penjernih air itu ditempatkan di sejumlah wilayah, seperti Jakarta Pusat sebanyak dua unit, Jakarta Barat 10 unit, Jakarta Selatan 10 unit, Jakarta Utara 12 unit, dan Jakarta Timur 19 unit.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar