Pertanyaan tersebut sangat sering ditanyakan kepada saya baik di tempat praktik maupun saat bertugas di rumah sakit. Terus terang saya sering kebingungan bagaimana memberi jawaban dan tips yang benar-benar lengkap di saat saya tidak punya banyak waktu karena saya harus melayani begitu banyak pasien yang lain.

Masalah susah hamil ini bukanlah masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan gampang. Saya harus memberikan banyak tips secara lengkap agar semuanya jelas. Bila waktunya singkat seperti di tempat praktik atau rumah sakit, saya kesulitan memberikan penjelasan yang lengkap.

Dari kendala inilah timbul ide saya untuk menulis sebuah buku yang mengupas tuntas tentang masalah ketidaksuburan ini. Dengan merangkum semua informasi dan tips dalam satu buku, pasien-pasien saya bisa lebih mengerti apa-apa saja yang sebaiknya dilakukan agar bisa segera hamil. Walaupun kesibukan saya cukup padat, saya mulai menyempatkan diri untuk menulis buku ini di awal tahun 2011.

Pada bulan Agustus 2011, buku Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil ini resmi diterbitkan oleh penerbitan online Digi Pustaka dan hingga saat ini sudah naik cetak sebanyak 10 kali. Sejak buku saya diterbitkan, saya telah menolong RIBUAN pasangan suami istri di seluruh Indonesia dan bahkan pasangan suami istri asal Indonesia yang bermukim di Australia, Malaysia, Singapura dan Hong Kong.

Syukur alhamdulillah sudah banyak sekali Ibu yang berhasil hamil setelah membaca dan mengikuti semua petunjuk dari buku saya. Beberapa ibu bahkan berkenan untuk berbagi kisah sukses hamilnya di sini. Saya sangat bersyukur atas keberhasilan mereka dan berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada saya.

cara cepat hamil

Cara Cepat Hamil

Senin, 10 Februari 2014

Sedikit "renungan" tentang Orang Tua, Agar kita Selalu Mencintainya (wajib dibaca)


Anakku,
Ketika aku tua,
aku berharap kau mengerti dan sabar padaku.
Ketika aku memecahkan piring atau menjatuhkan sop dari meja karena penglihatanku berkurang.
Aku berharap kamu tidak berteriak memarahiku,
Orang yang sudah tua sangat sensitif.
Milikilah belas kasih ketika kamu harus berteriak marah.

[CENTER]

Ketika lisanku berkurang dan aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan,
Aku berharap kamu tidak berteriak padaku, “Ulangi apa yang kamu katakan atau tuliskan!”
Aku minta “maaf” anakku.
Aku “menua”.


Ketika lututku melemah, aku berharap kamu sabar membantuku berdiri.
Seperti dulu aku melakukannya padamu, ketika kamu kecil,
Ketika kamu belajar bagaimana berjalan.
Mohon tahan terhadapku.


Ketika aku tetap mengulangi perkataanku mengenai ingatan-ingatanku yang salah.
Aku berharap kamu tetap mendengarkanku.
Aku mohon jangan menertawaiku atau tidak suka mendengarkanku.


Kamu ingat ketika kamu kecil dan ingin balon?
Kamu begitu bertingkah berlebihan, melakukan apapun dan menangis,
sampai kamu mendapatkan apa yang kamu mau.



Aku mohon, maafkan bauku juga.
Bauku seperti orang yang tua.
Aku mohon, jangan memaksaku dengan keras untuk mandi.
Tubuhku lemah.
Orang yang tua mudah sakit ketika mereka kedinginan.
Aku berharap aku tidak mempermalukanmu.
Ingatkah kamu ketika kamu kecil?
Aku mengejar dan menangkapmu karena kau tidak mau mandi.


Aku berharap engkau bisa sabar denganku.
Ketika aku mulai mudah ngambek dan mengomel.
Itu semua bagian dari “tua”.
Kamu akan mengerti ketika kamu semakin tua.


Dan jika kamu memiliki sisa waktu, aku berharap kita bisa berbincang-bincang walau hanya sebentar.
Aku selalu sendiri setiap waktu dan tidak memiliki satupun teman untuk berbincang-bincang.
Aku tahu kamu sibuk bekerja.
Sekalipun kamu tidak tertarik pada ceritaku,
mohon luangkanlah waktu untukku.


Ingatkah kamu ketika masih kecil?
Aku meluangkan waktu untuk mendengarkan ceritamu tentang mainan dan boneka-bonekamu?
Ketika waktu itu datang, aku sakit dan terbaring di tempat tidur.
Aku berharap kamu sabar merawatku.


Aku minta maaf,
jika tiba-tiba buang air di tempat tidur atau menyusahkanmu.
Aku berharap kamu sabar merawatku sampai akhir hidupku.


Aku akan pergi dalam waktu yang tidak lama lagi.
Ketika waktu kematianku datang,
Aku berharap kamu bisa memegang tanganku
dan memberiku kekuatan untuk menghadapi “mati”.


Dan jangan cemas,
Ketika nanti aku bertemu Tuhan, aku akan berbisik pada-Nya.
Untuk memberkatimu dan merahmatimu,
Karena kamu mencintai ibu dan ayah
Dan jika kamu menikah tanpa ada aku, percayalah aku akan berbisik pada Tuhan
"Tuhan, itu putriku yang sedang menikah. Sangat cantik bukan? "
Terima kasih banyak telah mencintai ibu dan ayahmu.
Terima kasih banyak telah merawat kami,
Kami mencintaimu dengan banyak cinta….

-Ibu dan Ayah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar