Pertanyaan tersebut sangat sering ditanyakan kepada saya baik di tempat praktik maupun saat bertugas di rumah sakit. Terus terang saya sering kebingungan bagaimana memberi jawaban dan tips yang benar-benar lengkap di saat saya tidak punya banyak waktu karena saya harus melayani begitu banyak pasien yang lain.

Masalah susah hamil ini bukanlah masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan gampang. Saya harus memberikan banyak tips secara lengkap agar semuanya jelas. Bila waktunya singkat seperti di tempat praktik atau rumah sakit, saya kesulitan memberikan penjelasan yang lengkap.

Dari kendala inilah timbul ide saya untuk menulis sebuah buku yang mengupas tuntas tentang masalah ketidaksuburan ini. Dengan merangkum semua informasi dan tips dalam satu buku, pasien-pasien saya bisa lebih mengerti apa-apa saja yang sebaiknya dilakukan agar bisa segera hamil. Walaupun kesibukan saya cukup padat, saya mulai menyempatkan diri untuk menulis buku ini di awal tahun 2011.

Pada bulan Agustus 2011, buku Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil ini resmi diterbitkan oleh penerbitan online Digi Pustaka dan hingga saat ini sudah naik cetak sebanyak 10 kali. Sejak buku saya diterbitkan, saya telah menolong RIBUAN pasangan suami istri di seluruh Indonesia dan bahkan pasangan suami istri asal Indonesia yang bermukim di Australia, Malaysia, Singapura dan Hong Kong.

Syukur alhamdulillah sudah banyak sekali Ibu yang berhasil hamil setelah membaca dan mengikuti semua petunjuk dari buku saya. Beberapa ibu bahkan berkenan untuk berbagi kisah sukses hamilnya di sini. Saya sangat bersyukur atas keberhasilan mereka dan berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada saya.

cara cepat hamil

Cara Cepat Hamil

Kamis, 03 April 2014

Bagaimana jika Jokowi Berpasangan dengan Gita Wirjawan?


Joko Widodo (kiri) dan Gita Wirjawan (kanan)

Survei "Mencari Cawapres Ideal 2014" yang dilakukan lembaga survei Indostrategi menempatkan mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sebagai figur calon wakil presiden muda yang potensial. Ia mendapatkan skor 38 dari 40.

Di golongan usianya, Gita dibayangi oleh Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra dengan skor 35, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa (34), serta Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Thohari dan calon wakil presiden Partai Hati Nurani Rakyat Hary Tanoesoedibjo masing-masing dengan skor 33. Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mendapat skor 32, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD meraih skor 31, peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo (30) dan Anies Baswedan (29), Panglima TNI Jenderal Moeldoko (28), serta Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta (27).

Gita dinilai memiliki pengalaman tingkat nasional dan internasional, terutama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Direktur lembaga survei IndoStrategi Andar Nubowo mengatakan, dengan kriteria ini, Gita dianggap layak mendampingi bakal capres dari PDI-P, Joko Widodo, yang saat ini menjadi "jawara" dalam sejumlah survei sebagai kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi. Bagaimana jika Jokowi berpasangan dengan Gita?

"Kehadiran Gita dapat mem-back up sisi profesionalitas Jokowi, yang lebih banyak berperan sebagai solidarity maker," ujar Andar di Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Pada kesempatan yang sama, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi memiliki pandangan berbeda. Ia mengatakan, Jokowi tak cocok dengan Gita. Menurut dia, Gita dibesarkan dalam pengalaman internasional saat masih menjabat menteri. Namun, keterbukaannya pada dunia luar dinilai Burhan berbanding terbalik dengan karakteristik Jokowi yang terkesan lebih tertutup.

"Secara personal juga saya belum pernah dengar nama Gita ditempatkan dalam kandidat potensial yang diusung Jokowi," ujar Burhan.

Apalagi, kata Burhan, Gita tidak memiliki akses politik yang cukup untuk mendongkrak dukungan kepadanya. Meski PDI-P diprediksi mampu raih suara 25 persen, tetap butuh dukungan politik, terutama di parlemen.

"Lalu siapa yang bisa dibawa Gita? Apakah dia bisa menjembatani hubungan antara, misalnya, Demokrat dengan PDI-P? Kan enggak juga, karena dia enggak masuk parpol," kata Burhan.

Survei Indostrategi ini menggunakan metode riset kualitatif dengan melakukan skoring terhadap tokoh dengan indikator tertentu dengan skala 1-4. Sumber data berasal dari biografi tokoh-tokoh potensial yang muncul di publik, kelompok diskusi yang melibatkan 25 pakar dari berbagai bidang, wawancara mendalam dengan pakar, dan meta analisis media. Survei ini dilakukan mulai tanggal 15 Februari hingga 25 Maret 2014.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar