Pertanyaan tersebut sangat sering ditanyakan kepada saya baik di tempat praktik maupun saat bertugas di rumah sakit. Terus terang saya sering kebingungan bagaimana memberi jawaban dan tips yang benar-benar lengkap di saat saya tidak punya banyak waktu karena saya harus melayani begitu banyak pasien yang lain.

Masalah susah hamil ini bukanlah masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan gampang. Saya harus memberikan banyak tips secara lengkap agar semuanya jelas. Bila waktunya singkat seperti di tempat praktik atau rumah sakit, saya kesulitan memberikan penjelasan yang lengkap.

Dari kendala inilah timbul ide saya untuk menulis sebuah buku yang mengupas tuntas tentang masalah ketidaksuburan ini. Dengan merangkum semua informasi dan tips dalam satu buku, pasien-pasien saya bisa lebih mengerti apa-apa saja yang sebaiknya dilakukan agar bisa segera hamil. Walaupun kesibukan saya cukup padat, saya mulai menyempatkan diri untuk menulis buku ini di awal tahun 2011.

Pada bulan Agustus 2011, buku Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil ini resmi diterbitkan oleh penerbitan online Digi Pustaka dan hingga saat ini sudah naik cetak sebanyak 10 kali. Sejak buku saya diterbitkan, saya telah menolong RIBUAN pasangan suami istri di seluruh Indonesia dan bahkan pasangan suami istri asal Indonesia yang bermukim di Australia, Malaysia, Singapura dan Hong Kong.

Syukur alhamdulillah sudah banyak sekali Ibu yang berhasil hamil setelah membaca dan mengikuti semua petunjuk dari buku saya. Beberapa ibu bahkan berkenan untuk berbagi kisah sukses hamilnya di sini. Saya sangat bersyukur atas keberhasilan mereka dan berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada saya.

cara cepat hamil

Cara Cepat Hamil

Kamis, 09 Oktober 2014

Wow, Lukisan Gua di Maros Sulsel Lebih Tua Dibanding di Eropa


Para ilmuwan menemukan sejumlah lukisan kuno di beberapa gua di kawasan pedesaan Maros, Sulawesi Selatan.
Para ilmuwan menemukan sejumlah lukisan kuno di beberapa gua di kawasan pedesaan Maros, Sulawesi Selatan.

Lukisan gua di beberapa gua di Maros, Pangkep, Sulawesi Selatan menggemparkan dunia ilmu pengetahuan internasional. Lukisan cap tangan dan babi hutan itu ternyata setelah diteliti umur pembuatannya mencapai 39,9 ribu tahun yang lalu (tyl) dan 35 ribu tyl. Ini menempatkan lukisan cap tangan di Maros sebagai salah satu lukisan gua paling tua yang pernah dibuat manusia.

Dalam rilis pers yang diterima Republika, Kamis (9/10), Pusat Arkeologi Nasional menjelaskan hasil penelitian gabungan antara peneliti Indonesia dan Australia di Maros memberikan implikasi sangat besar terhadap pemahaman evolus manusia. Terutama yang berkaitan dengan pola perilaku manusia di masa lalu.

"Besar kemungkinan bahwa lukisan dinding gua telah muncul dan berkembang ketika manusia modern awal telah menyebar dari Afrika, termasuk Eropa dan Asia Tenggara," demikian rilis pers Pusarnas.

Ini karena tadinya sebelum penelitian di Maros, arkeolog pada umumnya menganggap lukisan gua di Eropa sebagai satu-satunya yang tertua di dunia. Arkeolog tidak menyangka akan muncul lukisan gua tertua lainnya di luar Eropa, apalagi berasal dari daerah tropis seperti Indonesia.

Tapi penelitian kerjasama antara Pusat Arkeologi Nasional (Indonesia), Universitas Wollongong dan Universitas Griffith (Australia), Balai Peninggalan Cagar Budaya Makasar dan Balai Arkeologi Makasar, telah memberikan sebuah pemahaman baru mengenai umur lukisan dinding gua di Sulawesi Selatan.

Hasil pertanggalan terhadap "lukisan dinding gua" pada situs-situs arkeologi di Maros, Sulawesi Selatan, menunjukkan umur yang tidak jauh berbeda dengan yang ditemukan di Eropa, yaitu minimal sekitar 40 ribu tyl.

"Ini memberikan gambaran bahwa manusia modern awal yang telah menghuni kawasan Sulawesi Selatan telah mengenal seni cadas (rock art) sebagaimana yang terjadi di Eropa pada waktu yang hampir bersamaan," demikian penjelasan Pusarnas.

Berdasarkan data yang ada, sejauh ini para arkeolog di dunia beranggapan bahwa lukisan dinding gua muncul pertama kali di Eropa.

Hal itu didukung oleh penemuan lukisan sederhana (non-figurative) di situs El Castillo, Spanyol yang berumur sekitar 41 ribu tyl.

Sementara di Maros, dalam periode yang hampir sama yaitu 39,9 ribu tyl, manusia Sulawesi sudah melukis secara figuratif yaitu cap tangan dan hewan seperti babi dan anoa.

Hasil penelitian yang menggemparkan ini telah dimuat di majalah jurnal ilmiah bergengsi internasional, Nature. Nature bahkan menempatkan hasil penelitian ini di halaman muka majalah mereka dan memberi halaman khusus.

Sumber: http://nasional.republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar