Pertanyaan tersebut sangat sering ditanyakan kepada saya baik di tempat praktik maupun saat bertugas di rumah sakit. Terus terang saya sering kebingungan bagaimana memberi jawaban dan tips yang benar-benar lengkap di saat saya tidak punya banyak waktu karena saya harus melayani begitu banyak pasien yang lain.

Masalah susah hamil ini bukanlah masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan gampang. Saya harus memberikan banyak tips secara lengkap agar semuanya jelas. Bila waktunya singkat seperti di tempat praktik atau rumah sakit, saya kesulitan memberikan penjelasan yang lengkap.

Dari kendala inilah timbul ide saya untuk menulis sebuah buku yang mengupas tuntas tentang masalah ketidaksuburan ini. Dengan merangkum semua informasi dan tips dalam satu buku, pasien-pasien saya bisa lebih mengerti apa-apa saja yang sebaiknya dilakukan agar bisa segera hamil. Walaupun kesibukan saya cukup padat, saya mulai menyempatkan diri untuk menulis buku ini di awal tahun 2011.

Pada bulan Agustus 2011, buku Panduan Lengkap Cara Cepat Hamil ini resmi diterbitkan oleh penerbitan online Digi Pustaka dan hingga saat ini sudah naik cetak sebanyak 10 kali. Sejak buku saya diterbitkan, saya telah menolong RIBUAN pasangan suami istri di seluruh Indonesia dan bahkan pasangan suami istri asal Indonesia yang bermukim di Australia, Malaysia, Singapura dan Hong Kong.

Syukur alhamdulillah sudah banyak sekali Ibu yang berhasil hamil setelah membaca dan mengikuti semua petunjuk dari buku saya. Beberapa ibu bahkan berkenan untuk berbagi kisah sukses hamilnya di sini. Saya sangat bersyukur atas keberhasilan mereka dan berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada saya.

cara cepat hamil

Cara Cepat Hamil

Sabtu, 31 Agustus 2013

Benarkah Anak yang Memiliki Saudara Tiri Cenderung Bermasalah?



Apa pun alasannya, perceraian dapat menimbulkan dampak psikologis pada anak. Terlebih jika salah satu orangtuanya menikah lagi dan si anak memiliki saudara tiri.

Sebuah studi terbaru menyebutkan, anak-anak korban perceraian yang memiliki saudara tiri lebih rentan mengalami penyalahgunaan obat terlarang dan juga melakukan seks pranikah di usia remaja.

"Hal ini memang bukan sesuatu yang baru. Tetapi kebanyakan terjadi pada orang yang memiliki anak di luar pernikahan," kata Karen Guzzo profesor bidang perkembangan manusia dan keluarga yang melakukan riset ini.

Dalam penelitiannya, Guzzo dan timnya secara spesifik melihat pengaruh psikologis pada ibu dan anak pertamanya , terutama anak yang diasuh oleh ibu kandungnya pada sebagian besar hidupnya.

Faktor yang dilihat antara lain latar belakang pendidikan, susunan keluarga, dan status ekonomi keluarga. Faktor lainnya meliputi jumlah anggota keluarga dan ada tidaknya perceraian dan saudara tiri dalam kelaurga.

Wawancara dilakukan terhadap 9000 anak yang lahir antara tahun 1980 - 1984. Data anak-anak itu diperoleh dari National Longitudinal Study of Youth.

Para peneliti menemukan, anak-anak yang hidup dengan saudara tiri 65 persen lebih mungkin menggunakan narkoba sebelum mereka menginjak usia 15 tahun. Anak-anak ini juga lebih beresiko melakukan seks pranikah.

Penelitian lain juga menunjukkan dampak negatif perceraian pada diri anak. Menurut American Psychological Association, anak yang orangtuanya bercerai kebanyakan memiliki prestasi akademik yang rendah, lebih sering merokok dan minum alkohol, menjadi pengangguran, dan secara finansial tidak mapan.

Tetapi, perlu ditegaskan pula bahwa dampak psikologis tersebut sangat bergantung pada banyak faktor, termasuk gaya pengasuhan dalam keluarga, kemapanan ekonomi, serta usia anak saat perceraian terjadi.

Para ahli juga mengatakan anak-anak berusia kurang dari 7 tahun yang orangtuanya bercerai, belum memahami dampak dari perpisahan ayah-ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar